Demikianlahartikel dari saya tentang "Kisah Sedih Seorang Ayah" yang semoga bisa berguna dan bermanfaat untuk sobat pembaca, dan jangan lupa buat baca juga artikel lain yaitu tentang Cerpen Cinta Sedih dalam koleksi beberapa bulan yang lalu. Sekian dari saya ucapkan terima kasih banyak telah share ke blog maupun postingan saya.

1HIDDEN PAIN [END]oleh 🍃Dari sekian banyaknya rasa sakit, kenapa dari keluarga yang paling mengesankan rasa sakitnya. *** Highest Rank 3 in Brokenhome [26Sep2021] Highest Rank 1 in Anaksma [1... 2Transmigration Perubahanoleh babyzloraFiguran? Ah yang benar saja. Anandhira Azahra harus mati karena jatuh dari tangga, dan parahnya ia tidak masuk surga atau neraka gadis ini justru memasuki raga seorang F... 3TURTLE Endoleh ByKura-kura itu hidup nya dapat 100 tahun lebih lama, tidak langka dan banyak jenis nya. Alea ingin seperti kura-kura hidup lebih dari 1 abad. Panjang umur biar bisa tumbu... 5The Secret Shila [END]oleh 🦋[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR TIDAK KETINGGALAN INFO TENTANG CERITA INI] ____ "Sebuah rahasia yang berakhir duka." ____ Ini kisah tentang Shila Nashyta Winata... 8DIO or GIOoleh Fino Idapa jadinya seseorang yang terkenal dingin dan kejam, Harus bertransmigrasi ke tubuh seorang anak yang terlahir dengan di beri penyakit yang membuat dia harus menderita... 9ANGKASA ENDoleh sisca damayantiSelamat membaca cerita Angkasa dan Raisa❤❤ Bercerita tentang. Angkasa Saputra Wiratama. Murid laki-laki paling berpengaruh di SMA Merah Putih. Selain karena seorang anak... 11Goresan ARABBELoleh buah berry"it hurts when I make a promise" Arabbel pikir ia sudah bebas, tapi ternyata tidak. Itu semakin parah. Sesak dan kesakitan sudah menjadi makanan sehari-harinya... 13FERO On Goingoleh fer. agah nugrahaFero dengan segala luka nya. Ga bisa nulis deskripsi cerita. Penasaran? Tinggal baca GRATIS. Asal VOTE *osteosarcoma *bunda *daddy *anak tengah *di abaikan 1 "KANK... 15Minggu terakhiroleh FaniraP"Karena kamu memang pengen aku menghilang, baiklah, aku akan menghilang. Tapi aku minta satu syarat." "Biarkan ini jadi Minggu terakhir aku bersamamu. Dan... 16Story Zoyaoleh njuaZiya dan Zoya adalah seorang kakak beradik yg diperlakukan berbeda oleh orangtuanya. Ziya Exelyn Alatas adalah putri pertama ayah Adnan Farris Alatas dan bunda Elmira M... 17COMPLICATED FEELINGS [ON GOING]oleh taca[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DULU SEBELUM MEMBACA] Keyna Slavionna Gherson, gadis yang selalu di jadikan ratu oleh sang kekasih. Selama 2 tahun m... 18S E N J A [END]oleh Meir TsabitaFollow dulu author nya! PLAGIAT DI HARAP MENJAUH‼⚠❗❗ _________________________________ Athena Senja Maharani nama indah orang nya pun indah. Senyum yang menawan dapat me... 20Maura and Fiction Worldoleh RadinaMaura Astara, adalah gadis remaja yang gemar membaca cerita fiksi. Memiliki kehidupan normal layaknya remaja lainnya, hanya kurang beruntung di kisah percintaan saja, ka...

CERPEN Untung-Surapati. 30 August 2020 23:55:51 WIB. Penulis: Redaksi Solopos | Editor: Damar Sri Prakoso. SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi. Pada awal tahun 70-an, di Jawa sebelah selatan, hidup seorang peternak miskin bernama Surapati. Ayah dan ibunya meninggal ketika usianya menginjak 17 tahun, dan meninggalkan untuknya sedikit
Sabtu, Januari 04, 2020 Om itu mendorong seorang gadis hingga terjatuh di sofa dan berucap, "Kamu tahukan harus apa?" Lalu gadis dengan paha mulus itu menjawab, "Iya om, jangan melawan dan biarkan om lakukan apapun ke saya, tapi jangan kasar ya om!" Dibalas dengan bentakan, "Kalau kamu mau tahu tentang penyakit yang diinginkan orang-orang sebaiknya turuti om!" Tiba-tiba seorang pemuda masuk dan langsung bicara, "Kamu, gadis yang polos, akan memiliki cerita sedih yang tak terlupakan. Sebaiknya jangan kamu turuti om itu." Gadis itu melihat ke asal suara dan benar itu pemuda yang memiliki penyakit dan terlihat tidak sedih justru senang. Om itu bicara ke si pemuda, "Jangan rusak kesenangan om, wahai anak muda." Pemuda itu menjawab, "Anda tidak bisa memanfaatkan kekurangan saya untuk mendapatkan keinginan om dan merugikan orang lain. Saya akan melaporkannya ke kepolisian!" Kemudian si om itu mengancam si pemuda, "Jika kamu melakukan itu maka om akan menghabisimu!" Si pemuda dengan santainya mengeluarkan air minum teh hangatnya kemudian duduk di meja lalu berucap, "Saat masuk, wajah om sudah saya rekam dan rekaman itu sudah saya kirimkan ke teman saya. Jika saya ditemukan tewas maka teman saya akan laporkan om. Lalu polisi akan mencari om di manapun berada dan menghukum mati om." Om itu terlihat takut lalu mulai memujuk si pemuda, "Lihat gadis ini, dia cantik. Kita bisa menikmatinya bersama." Si pemuda itu lalu mengancam balik si om, "Sebaiknya anda pergi, sebelum saya perintahkan teman saya mengirim video om!" Dengan kesal si om itu pergi sambil berucap, "Dasar anak muda, ingin menang sendiri dan bermaksud menikmati gadis itu sendirian saja." Pemuda itu mengeluarkan dua gelas. Satu di isi penuh dan satunya dibiarkan kosong. Si gadis yang penasaran lalu beranjak dari sofa dan mendekati si pemuda lalu duduk di kursi kosong berhadapan ke meja yang sama dengan si pemuda. Gadis bicara, "Kamu menularkan penyakitmu padaku? Aku akan lakukan apapun maumu." Si pemuda itu menjawab, "Cukup menggoda. Sayangnya penyakit kanker usia ini tidak bisa ditularkan." Si gadis itu bicara memohon, "Aku menginginkan penyakitmu yang membuat tubuh dan penampilanmu terlihat terus seperti diusia 25 tahun padahal kamu sudah berumur 50 tahun." Dan si pemuda tersenyum, "Aku mengidap penyakit ini saat berusia 25 tahun. Hingga sekarang tidak ada yang memiliki penyakit sepertiku. Aku satu-satunya." Si gadis terdiam, dia terlihat kesal dan ketika ingin meminum gelas terisi air teh hangat yang penuh, si pemuda merebutnya. Lalu menuangkan setengah isinya ke gelas yang kosong. Kemudian meletakan kembali gelas tadi di depan si gadis sambil berucap, "Jangan mau menerima minuman dari orang asing. Pastikan dulu itu aman." Si gadis terlihat kagum ketika si pemuda meminum duluan air teh yang sama itu di gelas yang dituangkannya. Hingga tersisa sedikit. Si gadis lalu berucap, "Aku tahu kenapa kamu dikutuk jadi awet muda selalu. Itu karena kamu selalu menghormati perempuan." Kali ini si pemuda yang terdiam dan si gadis mulai meminum air teh hangat yang di depannya. Si gadia lalu berucap, "Air teh ini menenangkanku dari kesedihanku saat mengetahui penyakit kamu tidak bisa ditularkan. Tapi aku tetap mengagumimu. Karena tidak mau memanfaafkan kesempatan untuk menikmatiku dan kamu juga memastikan minuman yang kamu berikan bukanlah obat tidur." Kali ini si pemuda tersenyum. Dan senyuman si pemuda tiba-tiba menghilang ketika si gadis berucap, "Jadi, aku ingin selalu ada di dekatmu. Mungkin itu akan menularkan penyakitmu ke aku. Karena selama ini kamu selalu sendiri." Si pemuda beranjak dari tempat duduknya dan segera ingin pergi. Si gadis dengan cepat berteriak, "Aku ingin menemanimu agar kamu tidak lagi kesepian..." Si pemuda terdiam saat berada di muka pintu, dia lalu berucap, "Kita baru bertemu, dan kamu cuma tahu aku dari kata orang. Aku juga tahu tentang kamu di sini dari kata orang. Sebaiknya jangan kamu biarkan orang asing memasuki rumahmu. Karena kamu cuma tinggal sendiri di sini." Denhan cepat si gadis berucap, "Oleh karena itu, aku ingin berteman denganmu. Karena aku juga kesepian sama sepertimu dan kita bisa saling mengenal langsung." Si pemuda tanpa ekspresi menjawab sambil pergi, "Lakukan saja yang kamu mau." Si gadis tersenyum lalu berlari mendekati si pemuda dan mereka berjalan bersama. Semenjak itu si gadis menjadi sahabat setia si pemuda itu. Selesai CERPEN!! CERPEN Sedih Kisah Hidupku Bab1 02 JUNE 2012 Penyakit yang lambat‐laun akan memakan diri Ain sendiri," Aku tergaman mendengar penjelasan Doktor Salwa, kaku tak terkata. Tak mungkin! Diary itu tak pernah kutinggal sejak aku mengetahui tentang soal penyakitku. Terasa jari jemariku seperti selalu ingin menari pada tiap
Cerpen Karangan Nada LinaKategori Cerpen Persahabatan, Cerpen Remaja, Cerpen Sedih Lolos moderasi pada 26 May 2017 Mentari pagi bersinar cerah hari ini menyilaukan mataku seakan memaksaku untuk bangun dan melakukan aktivitas yang paling kubenci, apalagi kalau bukan sekolah. Aku menarik selimut dengan malas dan segera beranjak dari tempat tidur untuk segera mandi. Aku benci sekolah, mereka bilang ini menyenangkan namun bagiku ini terlihat seperti penjara, juga rumahku ini yang tak terasa seperti rumah bagiku. “Lira, sarapan udah siap” panggil mamaku dari dalam ruang makan dan tanpa menjawabnya aku langsung menuju ruang makan dan ada satu hal tak dapat kuartikan yang membuatku menitikkan air mata. Setelah semuanya telah siap kami bergegas untuk melakukan aktivitas di luar, dan seketika itu “Lira, ibu akan mengantar kak Lira dan ayah akan langsung menuju kantor karena ada meeting mendadak, kau bisa berangkat sendiri kam?” kata katanya lembut namun menyakitkan, dengan perasaan kecewa kupaksakan diriku untuk tetap tersenyum “Tidak apa apa, suatu hari nanti pasti akan ada waktu” tidak apa apa, toh hal ini setiap hari terjadi padaku. Aku meninggalkan mereka lebih dulu dengan perasaan kecewa, biasanya aku dapat berjalan cepat namu entah kenapa hari ini rasanya lambat dan nafasku tersengal mungkin terlalu banyak menahan air mata sehingga rasanya sesak sekali, “Jangan menahan air mata, lebih baik tumpahkan saja, berteriaklah jika kau mau” mungkin benar kata orang orang tak seharusnya aku menahan air mata dan kini rasanya membuat dadaku semakin sesak dan ingin berteriak. Di sekolah pun semuanya sama saja, semua orang memandangiku dengan tatapan membenci, seolah aku ini adalah hama yang harus secepatnya dibasmi. Hal hal seperti ini sudah terjadi kepadaku sejak awal tahun dan sepertinya hal ini telah merekat erat di dalam diriku, aku berusaha untuk tak menghiraukan tatapan mereka dan aku berusaha untuk tidak menangis walau sebenarnya aku ingin, aku selalu berharap semua akan berakhir. Seperti biasanya hari hari yang kujalani tak pernah berubah sedikit pun. Aku lelah, sungguh! Aku berharap waktu segera berputar dengan cepat agar aku dapat melihat hasil akhir, tapi kadang menyakitkan juga jika apa yang kita inginkan tak sesuai dengan apa yang kita dapatkan, sungguh menyakitkan. “Hey Lina! Kau tahu hari ini kau dapat surat dari penggemarmu, hebat bukan!” ucap Devina seraya bertepuk tangan kecil dan berpaling menjauh, aku tak mengerti maksudnya dan tanpa berpikir panjang aku membuka satu persatu surat dari mereka, “Hey Jelek! Apakah kau tidak bosan hidup”, “Hey! Sadar dirilah, kau bahkan tak pantas untuk tersenyum”, “kau pasti telah berharap bahwa kebahagiaan akan selalu ada bukan? Haha.. jangan terlalu banyak bermimpi!” itu semua adalah sebagian dari surat mereka, sungguh menyakitkan namun inilah takdir dan aku telah ditakdirkan seperti ini, namun ada satu hal yang membuatku bertanya tanya hingga tanpa kusadari aku mulai menitikkan air mata dan peranyaan itu adalah “Apa salahku kepada kalian? Apa aku tak pantas bahagia? Aku aku akan seperti ini? Di masa depan nanti, apakah akan sama seperti ini saja, jika tidak aku akan bersyukur dan jika ya mungkin aku tak akan sanggup hidup lebih lama. Bel pulang sekolah berbunyi dan semua siswa bergerombongan menuju pintu gerbang sekola, semua tampak memiliki pasangannya sendiri sendiri “pasti menyenangkan memiliki seorang teman” desahku dalam hati lalu meninggalkan ruang kelas. Aku berjalan dengan tak bersemangat menuju rumah, aku lelah dan segera ingin merebahkan diriku di kasur. Aku membuka pintu dan tak ada orang di sana, namun aku mendengar suara berisik dari balik dapur, keluarga kami tampaknya sedang bercanda sembari membuatkan kue ulang tahun. “Hai” sapaku singkat namun penuh harap, semua orang tampak terkejut melihatku sampai sampai tak ada yang menjawab sapaanku hingga akhirnya ayah angkat bicara “Hey, kau sudah pulang? Sejak kapan?” tanyanya, aku mengernyitkan dahi dan memiringkan kepalaku, apa maksudnya? Jadi selama ini mereka tak tahu mengenai jadwal jadwal sekolahku? Sepeti jam berapa biasanya aku pulang, jelas sekali bukan? “ya, sudah sekian lama aku berdiri di sini. Oh ya, ngomong ngomong apa yang kalian lakukan? Aku bertanya kembali kepadanya, namun kini yang menjawab adalah ibu “Kami sedang membuatkan kue ulang tahun untuk kak Lina” jawabnya singkat, aku melihatnya dengan penuh saksama dan sepertinya dia sedang bersungguh sungguh agar masakannya tetap dalam kualitas yang bagus, “uhm, ibu apa kau ingat hari ulang tahunku?” aku mendelik malu, pertanyaan konyol yang memalukan, bagaimana bisa orangtua melupakan ulang tahun anaknya “maaf, pertanyaanku bodoh, aku lelah dan ingin istirahat” aku meninggalkan mereka. Aku merebahkan tubuhku di kasur dan sesekali aku mendesah ringan. Kecewa, sedih, marah semua tercampur menjadi satu tak karuan. “semoga esok menjadi hari yang lebih baik” doaku sebelum tidur, harapan besar yang kunantikan. Pagi hari ini aku tak ingin terlambat karena aku percaya akan ada hari baik, jadi sekeras apapun aku akan menerimanya. Aku memasuki ruang kelasku dan tak lama kemudian seorang guru datang dengan seorang perempuan, “selamat pagi” sapanya dengan penuh ramah “selamat pagi” semua siswa serentak menjwab dam tak beberapa lama kemudian beliau mempersilahkan gadis itu memperkenalkan diri, aku dapat melihat pipinya yang merah merona seakan akan ini pertama kalinya dia pindah sekolah dan menatap wajah baru. “hai, namaku Ella, aku harap kita bisa jadi teman” aku mendengar ucapannya yang berat, benar benar indah. Ella duduk di sampingku karena kursi itulah yang tersisa untuk dia, dengan waktu singkat aku mulai akrab dengannya terkadang dia merengek seperti anak kecil namun terkadang dia cerewet seperti orang dewasa, namun inilah yang kusuka darinya. “Lina, hari ini aku senang sekali” dia menundukkan wajahnya membuatku tak dapat melihat ekspresi wajahnya “apa? Kenapa” tanyaku keheranan dan dengan perlahan ia mengangkat kepalanya dan aku mengerti, dia tampak seperti baru menitihkan air mata, “hey, ada apa” aku takut jika aku membuatnya menangis namun kemudian ia mendongak dan berkata “terima kasih” sembari tersenyum lebar. Aku tak dapat mengartikan ucapannya dan ekspresi wajahnya itu, apa maksudnya? Tapi hari ini aku tak ingin memkirkan hal itu, aku bersyukur karena ada sedikit kebahagiaan yang datang dan sebagai rasa syukurku aku berjanji akan menjaganya dan tidak menyakiti perasaannya karena dia begitu berarti bagiku, “Hey, aku memanggilmu dari tadi tapi kau tak dengar, kenapa? Terlalu sibuk melamun? Apa sih yang kau lamunkan?” Kata kata itu, tak salah lagi dia adalah Ella, aku menoleh dan ternyata benar aku segera mengusap air mataku dengan punggung tanganku, dia melihatku dengan tatapan aneh dan kemudian tersenyum lebar sembari mengulurkan tangannya, “terima kasih” lirihku, terlalu lirih sehingga tak terdengar. Di ruang perpustakaan kami tak berbicara satu sama lain hingga akhirnya Ella yang memulai pembicaraan “hey terlihat sedang tidak baik baik saja, ada apa” tanyanya lirih namun tetap terdengar, aku hancur namun aku tak ingin terlihat seperti itu di depannya jadi kupaksakan diriku untuk tetap tersenyum, “tidak, aku baik baik saja” aku berusaha menyembunyikan perasaanku yang sesungguhnya namun tak berhasil, dia tetap dapat membaca perasaanku dengan jelas seolah sudah sangat lama mengenalku, “kau berbohong, aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu, katakan saja aku akan mendengarkan semuanya” kata katanya itu benar benar menyentuh membuatku tak tahu harus menjawab apa hingga akhirnya kata yang keluar dari mulutku adalah “terima kasih”. Seseorang tiba tiba saja melempariku secarik kertas, entah apa maksudnya mungkin dia ingin memberi tahu sesuatu jadi aku langsung membukanya dan isi suratnya benar benar menyakitkan tak dapat kuterima, aku mulai menitikkan air mati menangis tersedu sedu hingga Ella datang menenangkanku. Aku berlari menuju cermin, “apakah aku sejelek itu” lirihku, namun tiba tiba seseorang menjawabku dengan suara lembutnya “tidak, kau adalah gadis baik”. Itulah yang diucapkannya. Aku menoleh ke belakang memastikan siapa yang mengatakan itu dan ternyata Ella, aku mulai menangis dan dia memelukku erat. “Ayo” Ella tersenyum sambil mengulurkan tangannya, aku membalas senyumnya dan menjabat uluran tangannya. Saat berada di perpustakaan tiba tiba Devina dengan teman temannya mendatangi kami, aku tidak tau apa yang diinginkannya karena dia tiba tiba saja menarik tangan Ella dan mengatakan sesuatu, aku tidak bisa mendengarnya tapi aku sedikit khawatir. Semenjak saat itu Ella semakin menjauhiku, entah apa masalahnya tapi aku yakin bahwa dia tidak sebenarnya menjauhiku, hanya saja ia dipaksa. Meskipun begitu aku tetap saja merasa aneh dengan dirinya, tidak seperti biasanya yang selalu cerewet, Ella menjadi sedikit aneh dan aku jadi sedikit khawatir. Hari ini aku mencoba mendekatinya, namun dia menjauhiku “maafkan aku” ucapnya, aku tak mengerti jadi aku ingin bertanya padanya “ada apa?”, dia tidak menjawab sebentar dan kemudian menghela nafas “tidak apa apa” kemudian pergi meninggalkanku. Aku tidak mengerti apa maksud dari kata katanya, tapi aku yakin ia tidak baik baik saja, “Ella aku sungguh merindukan persahabatan kita” lirihku. Pagi hari ini kepalaku terasa berat dan dadaku terasa sesak dan sepertinya hanya sedikit oksigen yang masuk ke dalam paru paruku, mungkin karena terlalu berfikir. “Lina, kau tidak apa apa?” tanya ibuku, sepertinya ia khawatir dan ini pertama kalinya aku dikhawatirkan, “aku baik baik saja” ucapku, namun dia tetap saja merasa khawatir, apa sakitku separah itu sampai sampai ibuku yang selalu tak memperhatikanku kini menjadi sangat khawatir padaku, “aku tidak apa apa bu” aku mencoba meyakinkan ibuku dan diriku sendiri. Di saat pelajaran olahraga aku terpaksa harus ikut padahal badanku sedang tidak sehat, hari ini akan ada semacam tes dan aku berharap semoga aku dapat menjalani tes ini dengan baik walaupun kondisiku sedang tidak memungkinkan. Sebelum olahraga dimulai kami akan melakukan pemanasan dengan berlari mengitari lapangan sebanyak lima kali, biasanya aku dapat mengatur nafasku agar tidak terengah engah saat berlari namun kali ini aku tidak dapat melakukannya, berlari dua kali saja rasanya sudah hampir kehabisan nafas dan dadaku semakin sesak, aku tidak ingin semua orang mengetahuinya jadi aku hanya menahannya hingga tes berakhir. Saat pelajaran Matematika aku tak bisa berhenti merintih, ini benar benar menyakitkan. Aku berusaha agar rintihanku tidak terdengar dan aku akan menahannya hingga jam pelajaran berakhir, Ella semenjak tadi selalu melirik ke arahku dan wajahnya menggambarkan kekhawatiran. Bel berbunyi empat kali pertanda akan pulang, saat hampir berdiri tiba tiba saja kakiku sulit digerakkan dan ini membuatku semakin takut, Ella menuju ke arahku “kau baik baik saja?” ucapnya sambil menepuk bahuku, aku tidak bisa melihat wajahnya karena aku sedang menunduk, namun aku dapat mendengar suaranya yang penuh kekhawatiran. Aku menangis ketakutan, “Ella, kakiku tidak dapat bergerak dan dadaku semakin sakit. Apa ada yang salah denganku? Dengan kesehatanku? Apakah ini parah? Separah apa?” aku terus menerus melontarkan pertanyaan pertanyaan padanya dan tangisanku semakin menjadi jadi, dia mencoba menenangkanku dan disaat itu aku terjatuh di pelukannya. Saat terbangun tiba tiba saja aku berada di sebuah Rumah Sakit, “apa separah itu?” batinku. Tiba tiba saja orangtuaku datang dan memelukku erat, ini pertama kalinya mereka memelukku jadi aku senang saat mendapat pelukann mereka yang begitu hangat, saat sedang berbicara tentang apa yang terjadi padaku tiba tiba saja dokter datang memanggil orang tuaku “semoga bukan berita yang buruk” doaku, kemudian ibu dan ayahku pun mengikuti dokter itu. Tak beberaa lama kemudian mereka kembali dan berkata bahwa aku diperbolehkan untuk pulang, “Lira kau diperbolehkan pulang namun akan lebih baik jika kau tidak berolahraga dan jangan biarkan dirimu terlalu kecapekan” pesan dokter padaku, aku hanya tersenyum dan menangguk mengerti. Kemudian kami bersiap siap meninggalkan Rumah Sakit, syukurlah bukan masalah serius dan semoga saja memang benar. Di rumah ayah ibuku menjadi sering memperhatikanku dan ini membuatku benar benar senang namun juga sedikit khawatir, aku khawatir terhadap kak Lina. Di saat makan malam kak Lina tidak ikut bersama kami, aku menjadi sedikit khawatir jadi aku ingin menemuinya sekaligus meminta maaf padanya, namun ibuku melarangku dan aku tidak ingin membantah, meskipun niatku baik namun ibuku melarangku aku tidak akan melakukannya. Hari demi hari keadaanku semakin memburuk dan disaat itulah orangtuaku baru saja memberitahuku tentang penyakit yang kuderita, “Lira, maafkan ibu karena telah merahasiakan ini darimu” ucap ibuku semari menahan tangis, aku tidak mengerti apa maksudnya “dokter mengatakan kau sebenarnya tidak baik baik saja, sakit yang kau derita selama ini bukan sakit biasa” perkataan ayahku itu semakin membuatku tidak mengerti dan aku sedikit ketakutan, ibuku menghela nafas dan berkata “kau menderita kanker paru paru dan karena sudah lumayan parah sampai sampai menyerang otak”, aku terkejut dan kecewa dengan mereka semua yang merahasiakannya dariku, disaat keadaanku sudah seperti ini semuanya baru mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, benar benar menyakitkan. Di malam hari aku tidak dapat berhenti menangis, bukan karena kecewa melainkan karena aku sedang menahan sakit, kepalaku benar benar berat dan lagi lagi oksigen yang kuhirup rasanya seperti hanya sedikit. Aku tidak dapat tidur dengan nyaman dan ibuku menjadi sangat mengkhawatirkanku. Pagi hari ini aku tidak langsung menuju sekolah, melainkan menuju rumah sakit. Dokter berkata keadanku memang sudah semakin parah sehingga dokter terpaksa memasang alat pembantu nafas untuk berjaga jaga jika aku paru paruku tidak dapat menerima oksigen. Aku benci ini, namun aku terpaksa menggunakannya untuk hidup, terkadang aku berfikir bahwa hidup tak adil namun inilah kenyataan. Keesokan hari lebih parah dari hari sebelumnya, mereka menertawakanku atas apa yang ada di wajahku. Aku membenci benda ini, rasanya benda ini membuatku terlihat lemah dan semua temanku menjadi semakin membenciku. “Lira ada apa denganmu?” Ella bertanya padaku dengan wajahnya yang khas, “aku tidak apa apa” jawabku semari dengan senyum khasku, ia memiringkan kepalanya seperti tak percaya “bagaimana kau bisa bilang kau baik baik saja? Sudah jelas Devina dan teman temannya telah menertawaimu dan benda yang ada di wajahmu itu pasti bahan tawaan mereka bukan?” ucapnya panjang lebar dan disaat aku angkat bicara ia memutusnya “pasti kau sedang menderita, namun aku tidak peduli karena kita akan selalu bersama dan jangan sungkan untuk mencurahkan semua isi hatimu” ia tersenyum dan pergi meninggalkanku yang masih mematung. Hari demi hari keadaanku semakin memburuk dan aku terpaksa harus dirawat di rumah sakit, hari hari yang kujalani hanyalah berbaring dan minum obat terkadang juga suster menyuntikkan sesuatu ke tubuhku, sungguh membosankan namun harun tetap dijalani, aku hanya ingin sembuh dan aku belum siap meninggalkan mereka semua. Aku berusaha untuk bertahan dan semoga aku dapat melewati semua ini, sudah seminggu aku berbaring di atas kasur dan keadaanku tidak semakin membaik melainkan semakin memburuk, namun meskipun begitu aku tetap berusaha dan mengharapkan keajaiban datang. Teman temanku datang menjengukku, bahkan Devina juga ada datang menjengukku, aku sungguh bahagia disaat saat terakhir dalam hidupku mereka mau menjengukku, “Lira, kami harap kau cepat sembuh, dan kemudian kita bermain bersama, maafkan kami atas yang telah kami lakukan selama ini, kami harap kau mau memaafkan kami dan menganggap kami teman dan kami sudah menganggapmu teman kami” ucap devina panjang lebar, semua orang menangis. Disaat yang seperti ini aku merasa bahagia karena mereka telah menganggapku teman, namun sepertinya aku tidak dapat bertahan lebih lama lagi, aku pergi meninggalkan mereka dan tidak akan kembali lagi untuk selamanya. Untuk Ella Saat kita pertama kali bertemu dan kau mau menjadi sahabatku aku sangat berterimakasih terhadap Tuhan atas apa yang diberikannya padaku, yaitu seorang sahabat yang sungguh baik. Aku merasa takut bahwa aku akan kehilanganmu disaat kau tiba tiba saja menjauhiku. Kau tahu? Aku sangat bahagia saat kau begitu mengkhawatirkanku, wajahmu benar benar lucu hingga rasa sakitnya hilang dan berubah menjadi tawa. Aku menulis surat ini karena aku tahu aku tidak akan bertahan lama lagi, ku harap kau masih tetap menganggapku teman, meskipun aku telah tiada. Maaf karena aku tidak dapat membalas semua yang telah kau berikan padaku dan terimakasih atas segalanya, terimakasih karena telah menganggapku sebagai temanmu, sekali lagi terimakasih. Cerpen Karangan Nada Lina Facebook nadalina ini pengalaman pertama saya, mohon bantuannya Cerpen Kesedihan, Rasa Sakit, Persahabatan merupakan cerita pendek karangan Nada Lina, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Karena Kita Adalah Sahabat Oleh Sellanisa Salsabilla Namaku Ragatha abraham. Remaja perempuan kelas 3 SMP di salah satu sekolah negeri yang ada di Jakarta. Kata teman-temanku aku mempunyai sifat seperti laki-laki, pemberani, jahil, namun emosian. Aku Malaikat Kecil Tak Bersayap Oleh Fuji Paujia Pahmawati Jia adalah seorang anak perempuan yang cantik dan baik hati. Ia merupaakan buah hati dari keluarga Wijaya dan Maria. Jia lahir di Puncak Situ yang sampai sekarang menjadi tempat Menunggu Waktu Yang Tak Kian Pasti Oleh Ika Trisnan Desederia Namaku ranty. Aku mempunyai banyak sahabat yaitu novi, ida, yumi, devi, nabilah, yahla dan dina. Disini aku tidak akan bercerita tentang persahabatanku, melainkan tentang rasa suka ku kepada ali. Hujan di Medan Senja Oleh Dwimas Anggoro Hujan di Medan Senja, Satu persatu air dari awan kelabu yang menggantung di atas langit mulai menjatuhkan diri, terhempas kedalam peluk bumi. Membuat jalanan becek, genangan air beriak-riak teriak. Sepatu Berdebu Oleh Muhammad Irsyad Aku perlahan berdiri, menyingkir sejenak dari kursi dan meja yang dingin, kemudian beranjak pergi menuju jendela di sudut kantor, tempat di mana aku berada. Terlihat dalam bayang-bayang kaca, wajahku “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
cerpen1 Rabu, 15 Januari 2014. cerpen 1: lagu terakhir. Aku tak ingin keluargaku sedih jika mengetahui penyakitku. "kamu kenapa gak bilang tentang penyakit kamu ke mama sih sayang? Mama tau semuanya dari dokter. Katanya seharusnya sebulan sekali kamu check up." Kata mama sambil menitikkan air mata. Di sini saya akan menguraikan beberapa judul novel Wattpad bercerita tentang tokoh utama yang sedang berjuang melawan penyakit yang mereka tokoh utama akan berada di situasi yang tidak menyenangkan antara hidup dan mati. Pada fase ini, pembaca akan merasakan kesedihan yang dialami. Bahkan tidak jarang kita akan menangis karena empati pada tokoh utama bagaimana tokoh utama menyelesaikan masalahnya adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu. Karena akan memberikan motivasi pada pembaca untuk terus melangkah ke depan. Meskipun keadaan yang terjadi juga tidak cerita Wattpad sedih tentang penyakit yang pertama adalah Akhir Sebuah Kisah. Novel ini sering menjadi rekomendasi bacaan karena isi ceritanya yang menyentuh tentang seorang gadis yang memiliki penyakit kanker otak. Dia harus bertahan dengan penyakit yang ada di selain derita penyakit yang dimiliki? Gadis dalam novel ini juga memiliki masalah lain. Dia menjadi orang yang sering dirisak oleh teman-teman satu ceritanya akan mengharukan karena tokoh utama berada dalam posisi yang menyedihkan. Tapi daripada spoiler, kamu bisa membacanya langsung di aplikasi Wattpad. Cancer by AlfaCerita Wattpad Cancer juga mengisahkan tentang penyakit kanker yang dialami tokoh utama. Penyakit yang sama seperti rekomendasi cerita Wattpad sebelumnya. Hanya saja penulisnya berbeda, begitu pula jalan Akhir Sebuah Kisah memiliki tokoh utama perempuan. Cancer menggunakan tokoh utama laki-laki. Aldy Samudra Gabriel. Salah seorang yang sangat populer di sekolah, Aldy berusaha menyembunyikan penyakit yang diderita. Dia tidak ingin orang lain mengetahuinya. Termasuk menyembunyikan penyakit yang dimiliki dari kekasihnya novel ini akan membuat kita sadar apabila perjuangan seseorang dalam mencintai bisa saja lebih sulit daripada yang bisa kita lihat. Cinta seperti itulah cinta yang by VivieyoooRekomendasi cerita Wattpad sedih tentang penyakit yang mengharukan berikutnya adalah Safarez. Ditulis oleh Vivieyooo dan dibaca hampir tiga juta kali di platform ini. Tentunya ini adalah jumlah yang cukup banyak dan sudah menjadi novel tentang kehidupan perempuan bernama Xavera yang mengharukan. Karena memiliki suatu penyakit, gadis itu hidup dengan pengobatan yang harus dia jalani setiap hari. Bahkan kesempatan hidup yang dimiliki sangat hari Xavera bertemu dengan Safarez, seorang lelaki yang membuatnya memiliki harapan hidup. Karena Safarez membuat Xavera merasa dirinya layak untuk mencintai dan dicintai orang lain meskipun memiliki penyakit cukup akan menunjukkan bagaimana cinta yang dimiliki seseorang ternyata bisa merubah segalanya. Dengan cinta, orang menjadi lebih kuat. Dengan cinta, orang bisa memiliki pikiran yang lebih ketika seseorang dihadapkan pada kondisi yang serba sulit. Karena cinta adalah harapan dan bisa menjadi jalan untuk bangkit dari keterpurukan. Floris by PilupieRekomendasi berikutnya adalah Floris. Perpaduan antara kisah sedih karena suatu penyakit dan juga perjuangan untuk mendapatkan seorang utama novel ini adalah Floris Farensa Indira. Seorang gadis dengan penyakit kanker darah di tubuhnya. Penyakit yang dia miliki baru diketahui saat Floris menginjak pendidikan penyakit di tubuhnya sempat membuat semua orang kaget. Padahal sebelum-sebelumnya kehidupan Floris dengan keluarganya cukup itu, cerita juga menunjukkan bagaimana Floris mengejar cinta seorang lelaki bernama Devan Arsan Pradipta. Gadis itu berani jujur dengan perasaannya. Dia juga berani mengungkapkannya langsung pada saja sikapnya yang blak-blakan membuat sang lelaki risih. Meski wajah Floris terbilang cantik, dis harus berusaha lebih keras agar cintanya Don’t Leave Me by AnnisaaldaRekomendasi cerita Wattpad terakhir ini bisa dibilang sangat mengharukan. Banyak adegan sedih dan pelajaran hidup yang bisa kita ambil dengan adalah perempuan yang memiliki penyakit kanker otak. Meskipun sakit yang diderita cukup parah, dia selalu memiliki pikiran positif dan juga perilaku yang baik terhadap moral yang disampaikan penulis sangatlah kuat. Novel ini akan mengajak kita untuk terus berjuang apapun kondisi yang kita miliki. Karena keinginan yang baik harus tetap Novel tadi adalah rekomendasi cerita Wattpad sedih tentang penyakit. Membacanya akan membuat kita lebih bersyukur dengan kesehatan yang kita ceritanya mengharukan dan bahkan bisa membuat kita menangis. Namun, akan memiliki efek positif dan membuat kita semakin mawas diri. Terutama membuat kita untuk memanfaatkan apa yang sudah kita miliki dengan baik. Karena orang lain belum tentu memilikinya. Penyakitmematikan itu bernama FIP. Tidak pernah terbayangkan betapa menyakitkan dan menyedihkannya ketika Roso, kucing yang sudah saya cintai sejak ia masih dalam kandungan harus berhadapan dengan penyakit mematikan bernama FIP, Feline Infectious Peritonitis. Saya pikir tidak ada penyakit kucing yang tidak ada obatnya, jangankan obat, bahkan Mau tahu kata-kata sedih tentang penyakit yang justru dapat memberimu semangat dalam menanti kesembuhan? Kalau penasaran, mending baca informasi keren yang kami rangkum berikut ini sampai selesai!Di dalam perasaan sedihnya, seorang yang tengah sakit, tentulah memiliki harapan untuk segera sembuh. Kalau kamu juga demikian ketika sedang sakit, kata-kata sedih tentang penyakit yang terangkum di artikel ini mungkin dapat mewakili artikel ini, kami menguraikan kata-kata berisi doa dan harapan di mana seseorang berjuang melawan penyakit dan ingin diberikan kesembuhan. Barangkali, ungkapan-ungkapan yang kami rangkum turut menjadi penyemangat bagi siapa pun yang membaca agar segera tahu seperti apa kata-kata sedih tentang penyakit yang kiranya mampu membangkitkan lagi semangat mereka yang sedang sakit untuk segera sembuh? Daripada penasaran, simak langsung penjelasan lengkap yang ada di bawah ini, yuk!1. Penyebab Penyakit Sebagian obat justru menjadi penyebab datangnya penyakit, sebagaimana sesuatu yang menyakitkan adakalanya menjadi obat penyembuh. Ali bin Abi Thalib Quotes sedih yang kami kutip dari Ali bin Abi Thalib tersebut menyebutkan tentang sifat penyakit. Terkadang, rasa sakit yang datang bisa menjadi penyembuh suatu penyakit, begitu pula sebaliknya obat pun dapat menjadi penyebab munculnya sakit. 2. Sebagian Nikmat Jika sakit ini adalah sebagian dari nikmat yang Tuhan berikan, maka kita mesti ikhlas menerimanya. Walau sedih, quote tentang penyakit yang satu ini mengandung nasihat penting. Bahwasanya, sakit yang dialami seseorang merupakan bagian dari takdir Tuhan. Bisa jadi, itu adalah bentuk nikmat lantaran sakit dapat menjadi sarana penghapus dosa. 3. Pekat Membulat Tuhan tahu ada pekat yang membulat. Tuhan tahu ada sakit yang menahun. Namun, Tuhan lebih tahu ada jiwa yang sempurna untuk sekedar rapuh saat ini. Stefani Bella Ungkapan lain tentang penyakit yang tak kalah membuat sedih adalah sebagaimana tertera pada quotes di atas. Terkadang, rasa sakit membuat kita rapuh dan nyaris putus asa menjalani hidup. Hal itu wajar, asalkan kita segera bersemangat untuk sembuh. 4. Cinta dari Tuhan Aku pasrah pada kehendak Tuhan yang memberiku rasa sakit yang sebenarnya tak kuinginkan. Seandainya bisa, mungkin aku ingin sekadar bertanya mengapa Tuhan menunjukkan rasa cintanya dengan cara seperti ini. Quote yang satu ini hampir mirip dengan ungkapan sedih tentang penyakit sebelumnya. Bahwasanya, seringkali penyakit yang datang merupakan wujud dari cara Tuhan mencintai kita. Tuhan ingin agar kita senantiasa memohon dan berdoa pada-Nya. 5. Tetap Bahagia Punya penyakit bukan berarti kamu nggak bisa bahagia. Kalau nggak ada yang nemenin kamu, aku yang bakal nemenin. Orizuka Kata-kata sedih tentang penyakit di atas berisi quote penyemangat agar cepat sembuh. Pasalnya, di dalamnya berisi pesan bahwa akan ada seseorang yang senantiasa rela berkorban untuk mendampingi orang terdekatnya hingga mendapatkan kesembuhan. Baca juga Curhat Lewat Kata-Kata Sedih Karena Ditinggal Pas Sayang-Sayangnya 6. Pasien Pasien juga seorang manusia yang butuh perhatian untuk menghadapi keadaannya, bukan cuma untuk mempelajari penyakitnya saja. Ferdiriva Hamzah Quotes sedih yang satu ini menyinggung tentang kebutuhan seorang pasien dalam menghadapi penyakit yang dideritanya. Bahwasanya, pasien juga memerlukan perhatian dari orang-orang terdekat, bukan sekadar obat untuk penyakitnya. 7. Tak Lagi Kecewa Aku tak lagi meremang dalam sedih atau kecewa. Yang terapal dalam kepala adalah bagaimana aku bisa menjalani hari esok dan seterusnya. Kamu mungkin akan merasa sedih jika membaca quote tentang penyakit di atas. Terkadang, seseorang yang menderita sakit untuk waktu lama dan pernah menghabiskan waktu untuk merasa kecewa, akan mulai bisa menerima penderitaannya dan fokus untuk dapat menjalani hidup ke depannya. 8. Harus Aku? Mengapa Tuhan mengizinkan aku mengidap penyakit ini? Mengapa bukan orang lain? Mengapa harus aku? Cicilia Prima Orang sakit bisa jadi mempertanyakan alasan Tuhan membuatnya terbaring lemah tak berdaya. Kalau kamu pernah atau sedang mengalaminya, quote sedih tentang penyakit yang terdapat pada kutipan di atas mungkin dapat menggambarkan isi hatimu. 9. Digerogoti Meski tubuhku digerogoti, aku percaya bahwa masih banyak yang bisa disyukuri. Quotes sedih tentang penyakit yang satu ini menggambarkan kepasrahan terhadap keputusan Tuhan. Bahwasanya, terlepas dari hal buruk apapun yang kita alami, kita masih perlu mensyukuri sebagian besar nikmat lain yang Tuhan berikan. 10. Takut Hidup Penyakit favorit di abad ke-20 ini adalah ketakutan akan hidup. William Lyon Phelps Menurut quote tentang penyakit yang juga bernuansa sedih dari William Lyon Phelps di atas, manusia masa kini memiliki ketakutan akan suatu hal. Yaitu takut menjalani kehidupan yang seringkali penuh dengan ketidakberuntungan, dan itu merupakan suatu penyakit. Baca juga Kumpulan Kata dari Anak Perempuan untuk Ayahnya yang Begitu Mengharukan 11. Bagi Orang Beriman Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Surah Yunus 57 Kata-kata sedih tentang penyakit di atas kami kutip dari Surah Yunus ayat 57 bisa diberikan kepada orang sakit yang beragama Islam. Bahwasanya, rasa sakit adalah ujian bagi manusia, di mana di dalamnya terdapat pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik dan mampu meningkatkan keimanan kepada Tuhan. 12. Hanya dalam Mimpi Dalam hidup ini ada saatnya kita terbaring, di mana merasakan keinginan untuk bangkit dan tidak hanya sekedar di dalam mimpi. Saat sedang sakit, keinginan untuk bisa bangkit lagi demikian besar sampai-sampai terasa seperti mimpi. Kalau kamu memimpikan hal yang sama ketika sakit, kata-kata sedih tentang penyakit tersebut mungkin mewakili situasimu. 13. Sakit dari Tuhan Terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita. Ungkapan yang satu ini mungkin juga dapat menggambarkan apa yang kamu rasakan sewaktu sakit. Bahwa kamu optimistis akan mendapatkan kesembuhan karena menganggap itu sebagai cara Tuhan menyempurnakan hidupmu. 14. Untuk Bangkit Kembali Aku akan berjuang demi kesembuhan, karena tidak ada yang penting bagiku selain keinginan untuk bangkit kembali. Kata-kata sedih tentang penyakit yang tertera pada kutipan di atas berbicara mengenai perjuangan seseorang untuk mendapatkan kesembuhan. Di mana baginya, keinginan untuk segera bisa berdiri dan beraktivitas kembali sangatlah besar. 15. Kekuatan untuk Sembuh Ketika aku berpikir bahwa hanya ada kata kuat, maka yang akan datang adalah kekuatan untuk segera sembuh. Kutipan yang satu ini juga bisa dibilang menyinggung mengenai keinginan kuat seseorang yang sakit untuk mendapat kesembuhan. Salah satu caranya adalah dengan tetap berpikir bahwa dirinya kuat dan akan segera bisa berdiri lagi. Baca juga Kata-Kata Sindiran Bahasa Jawa dan Artinya yang Tepat Sasaran 16. Melawan Sakit Apa pun yang aku rasakan saat ini, harus bisa melawan semua rasa sakit itu agar dapat segera bangkit. Kata-kata sedih lainnya yang juga berbicara tentang penyakit adalah seperti tertera pada kutipan di atas. Bahwasanya, sesakit apa pun rasanya, suatu penyakit mesti dilawan sehingga bisa segera mendapatkan kesembuhan. 17. Hanya Sementara Aku yakin rasa sakit ini hanya sementara, dan semoga aku bisa mengambil hikmahnya. Setiap orang tentulah berharap rasa sakit yang diderita hanya untuk sementara, dan berakhir ketika mereka sudah bisa mengambil pelajaran darinya. Kiranya, itulah makna yang tersirat di balik kata-kata sedih tentang melawan penyakit yang tertulis pada kutipan di atas. 18. Meski Menyedihkan Penyakit yang menyerang ini memang menyedihkan, tapi aku percaya bahwa semua hanyalah sementara. Kata-kata sedih tentang penyakit yang satu ini bisa dikatakan hampir sama maknanya dengan kutipan sebelumnya. Intinya adalah, rasa sakit mesti dilawan, dan berjuang untuk mendapatkan kesembuhan merupakan suatu keharusan. 19. Semangat dalam Diri Aku ingin cepat bangkit karena semangat dari diri sendiri yang mampu melihat bahwa ada seberkas cahaya di balik pekatnya kegelapan ini. Sewaktu sakit, sebagian orang barangkali berusaha untuk menanamkan semangat dalam dirinya sehingga bisa sembuh lebih cepat. Kiranya, itulah maksud tersirat yang tersimpan di balik kata-kata sedih tentang penyakit pada kutipan di atas. 20. Sehat vs Sakit Orang yang sehat memiliki ribuan keinginan, sedangkan mereka yang sakit hanya memiliki satu keinginan, yaitu sembuh. Kata-kata sedih tentang seseorang yang menderita penyakit di atas menyinggung bedanya orang sehat dengan mereka yang sakit. Bahwasanya, mereka yang sakit tidak mempunyai keinginan macam-macam selain untuk bisa segera sembuh. Baca juga Kata-Kata Karma untuk Orang yang Menyakiti Kita agar Menyadari Kesalahan 21. Pantang Mengeluh Aku tidak akan mengeluh atas sakit yang sedang aku derita, karena mengeluh tidak akan mampu mengubah apa yang sedang aku rasakan menjadi lebih baik. Kamu mungkin bisa ikut merasakan sedih setelah membaca kata-kata tentang penyakit yang tertera pada kutipan di atas. Bahwasanya, rasa sakit tidak akan hilang begitu saja, apalagi jika seseorang hanya mengeluhkan apa yang dialaminya. 22. Pertanda dari Tuhan Saat jatuh sakit, mungkin itu pertanda Tuhan rindu melihatku menangis di hadapannya dan berdoa meminta kesembuhan dari-Nya. Berdoalah meminta kesembuhan pada Tuhan ketika sakit, karena bisa jadi apa yang kamu rasakan ialah pertanda dari-Nya. Sebuah pertanda bahwa kamu mesti lebih mendekatkan diri pada-Nya dalam keadaan apa pun. 23. Menghadapi Cobaan Aku harus hadapi segala cobaan yang sedang menimpaku, karena masih banyak orang di dunia yang lebih sakit dariku. Kata-kata sedih tersebut seperti berbicara tentang penyakit merupakan cobaan dari Tuhan. Untuk itu, sebaiknya kita tidak mengeluh karena bisa jadi, banyak orang di luar sana yang mungkin menderita sakit lebih parah dari yang kita rasakan. 24. Tabah dan Ikhlas Aku akan tetap tabah dan ikhlas menjalaninya, karena dengan sakit ini aku bisa semakin dekat pada-Nya. Kata-kata sedih tentang seseorang yang menderita penyakit di atas mengandung makna yang cukup dalam. Bahwasanya, ada seseorang yang ikhlas menerima sakitnya jika penderitaan itu mampu membuatnya semakin dekat pada Tuhan. 25. Perhatian dari Tuhan Bersyukurlah ketika kamu mengalami sakit, itu tandanya Tuhan sangat mengistimewakan kamu dengan perhatian-perhatian kecil-Nya. Ungkapan berikut ini menyinggung soal alasan Tuhan memberikan rasa sakit sebagai ujian bagi manusia. Yaitu, Tuhan sedang memberikan kita kesempatan istimewa agar kita memohon kesembuhan dan ampunan atas dosa-dosa selama sehat. Baca juga Kata-Kata Sindiran yang Keras dan Pedas, Langsung Kena Sasaran! Itulah tadi kumpulan kutipan mengharukan mengenai penyakit yang menimpa manusia. Walau terkadang kita merasa sedih karenanya, tetaplah bersemangat untuk sembuh agar bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala. Semoga berbagai kutipan anonim yang kami rangkum di atas dapat menjadi salah satu kata-kata motivasi agar kamu cepat sembuh, ya. Juga, jangan lupa berdoa siapa tahu sakit yang kamu derita merupakan sarana penghapus doa. PenulisArintha AyuArintha Ayu Widyaningrum adalah alumni Sastra Indonesia UNS sekaligus seorang penulis artikel nonfiksi yang juga punya banyak jam terbang menulis fiksi, seperti cerpen dan puisi. Terkadang terobsesi menulis skrip untuk film atau sinema televisi. Punya hobi jalan-jalan di dalam maupun luar negeri. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.

CerpenSedih :') *Egois* Cowok : Sayang kita putus! Cewek : Kenapa? Sayang maafin aku, selama ini aku gak pernah jujur sama kamu tentang penyakitku, aku mengidap penyakit kanker otak stadium 4. Kata dokter hidupku hanya tinggal menghitung hari. Dari itu aku gak mau ngasih tau kamu, aku takut kamu bakal sedih .

Gunawan Tri Atmojo /1/ Perempuan Muda dan Lelaki Tua Seperti biasa, sore itu ruang praktik Dokter Jolubo dipenuhi pasien. Dokter Jolubo adalah dokter umum yang memiliki tingkat kecocokan tinggi terhadap para pasiennya. Dia telaten dan teliti sehingga banyak pasien yang seharusnya berobat ke dokter spesialis memilih berkonsultasi kepadanya. Dua belas pasien antre di ruang tunggu itu. Jumlah itu pas dengan kursi yang tersedia. Jika ada tambahan pasien maka ia harus menunggu di luar ruangan. Di sudut tenggara ruangan itu seorang lelaki tua dan perempuan muda duduk bersisihan menunggu giliran diperiksa. “Dapat nomor antrean berapa Dik?” “Tiga. Kalau Bapak nomor berapa?” “Sembilan. Berarti sebentar lagi giliranmu. Antre dari pukul berapa Dik? “Tadi saya ambil nomor antreannya pagi Pak. Kalau tidak begitu bisa kelamaan antrenya.” “Harusnya saya juga begitu. Sakit apa Dik?” “Gusi berdarah Pak. Sudah seminggu tak sembuh-sembuh.” Mendengar jawaban itu, si lelaki tergelak lalu terbatuk-batuk. Semakin berusaha ia tahan tawanya semakin gencar batuk melandanya. “Masak hanya karena sariawan Adik periksa ke dokter dan dibelain ambil antrean dari pagi?” Terdengar nada meledek dalam pertanyaan lelaki itu yang kembali disusul dengan serentetan batuk tepat di sisi wajah si perempuan yang tampak mulai sebal dengan lelaki di sebelahnya. “Gusi berdarah itu beda dengan sariawan Pak. Ini juga sudah saya obati sendiri tapi tidak sembuh-sembuh dan mengganggu kerja saya sebagai penyiar radio.” “Betul Dik. Aku juga mendengar pengaruhnya. Setiap kata yang kamu ucapkan seakan diakhiri huruf s’. Kamu seperti mendesis-desis.” Lelaki itu kembali terbahak dan dengan serta merta batuk menyerangnya. Cara bercanda itu sama sekali tak terdengar lucu bagi perempuan itu. “Mampus kau dihajar batuk. Ayo teruslah menggonggong Pak Tua,” batin perempuan itu seraya tetap berusaha menjaga kesopanan. Akan tetapi, lelaki itu tampaknya memang sengaja dikirim untuk menambah ujian kesabarannya sebagai orang sakit. “Adik kan cuma sakit gusi berdarah, maukah bertukar nomor antrean dengan saya?” Permintaan lelaki itu lagi-lagi terdengar sangat melecehkan penyakitnya. “Memangnya ada yang salah jika sakit gusi berdarah berobat ke dokter?” batinnya. Barangkali dia akan mempertimbangkan permintaannya jika lelaki itu lebih sopan, lagipula dia sudah berjuang antre dari pagi, maka dia memutuskan untuk menolaknya. “ Maaf Pak, saya tidak bisa. Saya ada siaran setelah ini.” Ada nada kepuasan dalam jawaban itu yang membuat batuk si lelaki membadai dan disertai dahak, yang menjadikan perempuan itu merasa agak bersalah dan memerlukan basa-basi tambahan untuk menetralisirnya. “Kalau Bapak sakit apa?” Lelaki itu menjawabnya dengan disela batuk. “Te…be…ce…. TBC Dik.” Perempuan itu tak bisa menyembunyikan kekagetannya. Dia tahu pasti bahwa TBC itu penyakit yang ditularkan lewat kontak langsung dengan penderitanya. Dan lelaki itu sudah batuk-batuk sekitar setengah jam di dekatnya. Sudah berapa banyak mikrobakteri yang terhirup olehnya? Dengan gemetar, dia bergegas meninggalkan lelaki yang masih sibuk dengan batuknya itu. Dia mendekat ke ruang periksa meski nomor antreannya belum dipanggil. Tiba-tiba gusi berdarahnya tak lagi terasa sakit, tetapi kini dia justru dicemaskan oleh kemungkinan serangan penyakit lain yang jauh lebih ganas. /2/ Cakar Ayam Suatu ketika dalam pacaran kami yang membahagiakan, aku dan isteriku pernah saling mengajukan lelucon mengenai cakar ayam. Aku yang memulai lelucon itu dengan pertanyaan singkat. “Menurutmu, bagi ayam, cakarnya itu kaki atau tangan?” “Kaki, karena ia digunakan untuk berjalan.” “Salah. Cakar itu adalah tangan ayam. Lihatlah ketika ayam itu gatal, maka dia akan menggaruk dengan cakarnya, mana ada menggaruk itu menggunakan kaki? Manusia juga mencakar menggunakan tangan, bukan kaki.” “Betul juga, bahkan ketika memegang makanan yang bentuknya agak besar atau memanjang, ayam akan menggenggamnya dengan cakar. Biasanya cakar yang digunakan juga sebelah kanan. Benar-benar ayam yang sopan dan mengerti tatakrama. Kamu pernah tahu ada ayam yang kidal?” Aku tergelak mendengar jawabannya ini. Dia memang lebih lucu dibandingkan aku dan itu salah satu alasanku jatuh cinta kepadanya. “Dengan itu pula berarti ayam adalah binatang yang paling atraktif. Dia layak memimpin sirkus karena konsisten berjalan dengan tangannya. Kini giliranmu bercerita.” Dia hanya tersenyum mendengar leluconku barusan, terdiam sejenak lalu memulai leluconnya. “Dahulu nenekku yang sudah lama dirawat di rumah sakit dan akhirnya diizinkan pulang ingin menyuapiku. Waktu itu umurku lima tahun. Aku tak tahu penyakit apa yang diderita nenek tapi aku diperintahkan untuk menjauhinya. Saat itu nenek bersikeras menyuapiku dan berkata kepada ibuku, yang juga adalah anaknya, bahwa dia telah sembuh.” Dia menghentikan ceritanya dan menghela napas. Aku menunggu dan mengira bahwa ini akan jadi cerita sedih yang berlawanan dengan kesepakatan awal kami. “Akhirnya ibuku memperbolehkan nenek menyuapiku. Kami pun ke teras. Nenek duduk di kursi membawa mangkuk nasi beserta lauknya sedangkan aku makan sambil bermain-main. Aku menghampiri nenek begitu makanan di mulutku habis tertelan. Pada suapan ke sekian aku merasakan sesuatu yang nikmat yang tak kudapati pada suapan sebelumnya. Setelahnya aku bergegas menemui nenek. Nek, cakar ayamnya enak, aku mau lagi.’ Cakar ayam? Laukmu hanya sayur bayam dan telur dadar, Nduk.’ Nenek tampak kebingungan. Demikian juga aku. Setelah kuamati ada yang aneh dari jari nenek yang memegang sendok. Aku menunjukkan keanehan itu dan kemudian nenek mengamati jemarinya. Kami sama-sama kaget, jari tangan itu tinggal empat. Satu kelingkingnya telah hilang. Jauh hari setelahnya aku baru tahu bahwa nanek menderita lepra. Tapi tak apa, aku tetap sehat dan jari kelingking nenek waktu itu juga terasa lezat.” Dia mengakhiri ceritanya dengan elegan sedangkan aku terpingkal-pingkal. Aku tahu bahwa tak baik menertawakan orang sakit tapi yang diceritakannya saat itu memang benar-benar lucu. /3/ Membaca atau Bercinta “Mas, kamu lebih suka membaca atau bercinta?” Pertanyaan itu diajukan kekasihku karena cinta kami memang diwarnai buku. Tempat kencan favorit kami adalah toko buku. “Bercinta.” Dia tahu aku tak bisa berdusta kepadanya dan aku juga tak pernah berniat mendustainya. Cinta kami senantiasa membara dengan bahan bakar buku. Selama tiga tahun masa pacaran, hal paling romantis yang kami lakukan adalah bercinta di atas hamparan buku. Membaca dan bercinta adalah hal yang tak terpisahkan dari kami tetapi kami tahu persis perbedaannya. Membaca bisa kami lakukan sendiri-sendiri tetapi bercinta harus kami lakukan bersama-sama. Dan dalam bercinta kami juga dapat saling membaca tubuh masing-masing. Untuk menjembatani kesendirian saat membaca, kami membeli buku yang sama lalu membacanya di saat terpisah. Kami akan membicarakan buku itu ketika bertemu. Sepanjang membaca buku itu, kami akan membuat catatan kecil di tiap halaman yang kami anggap perlu. Catatan itu terkadang cuma berisi hal sepele tapi akan menjadi menarik ketika di waktu berlainan dibaca pasangan. Begitu merampungkan pembacaan, buku itu saling kami tukar. Kami akan membaca kembali catatan kecil yang menjadi jejak baca masing-masing. Hal semacam itu menguatkan tali cinta kami. Kami tidak hanya terikat secara perasaan tapi juga secara intelektual. Akan tetapi, ikatan semacam itu rupanya tak cukup kuat untuk membawa kami ke jenjang pernikahan. Perbedaan keyakinan yang berbuntut mampatnya restu dari keluarga besar menjelma pisau pemisah. Untuk meringankan derita, kami tak menganggap keluarga sebagai sebab utama perpisahan, melainkan penghormatan atas keyakinan masing-masing. Nasib pun membawa kami bertemu dengan orang yang ditakdirkan menjadi pasangan kami. Dia dibawa suaminya ke seberang pulau sedangkan aku menyusun hidup baru di kota ini dengan isteriku. Kami telah terpisah hampir lima belas tahun, ketika secara tak sengaja bertemu kembali di toko buku yang dulu sering kami kunjungi. Kami sama-sama terkejut. Tanpa kusangka pertanyaan lama meluncur dari bibirnya dan di hadapannya aku masih tak kuasa berdusta. “Mas, kamu lebih suka membaca atau bercinta?” “Membaca.” “Kenapa? Jangan-jangan isterimu tak menggairahkan lagi ya, atau kamu sudah impoten?” Dia masih ceplas-ceplos seperti dulu dan menganggap pertanyaan itu sebagai lelucon. Aku hanya tersenyum. Tak menjawabnya lagi. Diam adalah cara terbaik untuk tidak berdusta kepadanya. Tapi tebakan keduanya itu hampir mendekati kebenaran. Sudah hampir tiga tahun ini aku menderita ejakulasi dini. Solo, 2015 qqzhKMN. 269 292 332 461 178 226 438 122 300

cerpen sedih tentang penyakit